Oh kau kiranya, bertemu pula
Setelah 3 tahun kita berpisah
Janganlah gugup. Sudahkah sembuh luka hatimu?
Di aku sudah!
Tapi jejaknya masih berkesan di dadaku
3 tahun, bertemu pula
Setelah kita lalui jalan hidup masing-masing
Maafkan daku. Bersiapakah aku mestinya
Adinda, kekasih, juwita yang pernah kuucapkan di mukamu dulu
Atau dalam pesan pesan singkat yang pernah kukirimkan
Tidak ‘kan kuucapkan lagi
–Ah, tidak;
3 tahun
bagaimana kariermu ?
Adakah keluargamu sehat saja
Beruntung dalam asmara ?
–Tak usah gugup!
3 tahun
Melihat kau sekarang, kuteringat kau yang dulu
Kau yang ada dalam kenanganku
Kau yang tergambar dalam hatiku
Aku teringat
Semasa kita masih menyangka, alam boleh sekehendak kita
Padahal: Takdir tak mengizinkan kita bertemu
Hidup kita tak dapat dipadu menjadi satu
Kau mengambil jalanmu sendiri – terpaksa atau tidak
Dan aku pun
Mengambil jalanku pula
3 tahun
Aku telah berjalan, dan berjalan
Tapi dalam sudut hatiku, kau telah menjadi pelita yang hidup
Kaulah pelitaku
Dalam kegelapan malam yang senyap sunyi
Sehingga aku menjadi aku
Walaupun kau tak merasa. Barangkali
3 tahun
Tertawa aku, tertangis aku
Tersenyum tersedu
Mendaki ku menurun
Melereng ku mendatar
Pernah kunaik, pernah kujatuh
Jatuh dan bangkit lagi, lalu berjalan lagi
hanya mati yang belum kurasai
Sehingga aku menjadi aku
Dan perjumpaan kita, 3 tahun yang telah lalu
Adalah pendorong perjuangan hidupku
Hari ini
Setelah 3 tahun
Kitapun berjumpa pula
Aku dengan engkau
Kau yang sekarang
Maka teringatlah aku. Kau yang dulu
Kalau bukan lantaran kau yang dulu
Tentulah air mataku tidakkan titik ke bumi
Garam hidupku yang kulalui
Air mata itulah yang kususun kembali
Kujadikan gubahan buat kau. Kau yang dulu
Sehinggaku menjadi Aku
3 tahun…
Alangkah cepatnya putaran zaman
Wahai orang yang sekian lama terlukis di sudut hatiku
Jangan engkau salah terima, Wahai kau yang sekarang
Sekiranya aku melihat tenang. Merenung wajahmu
Izinkanlah sejenak, aku mencari, mencari
Aku ini kehilangan
Dia. Dia akan kucari dalam ruang matamu
Kau yang dulu
Berjalan lurus, dan teruslah
Pikullah kewajiban yang telah ditentukan Tuhan
Buat kau. Dan aku pun
Meneruskan jalanku pula
Berjalan dan berjalan
Mendatar, melereng, mendaki dan menurun
Alamat, sengitnya perjuangan yang telah kutempuh dulu dan kuhadapi lagi
Marilah sama-sama, meneruskan perjalanan
Melaksanakan hayat
Jauh… dan jauh lagi
Hanya sebuah harapanku tinggal
Semoga usia sama panjang
Dapat berjumpa pula 3 tahun yang akan datang
Mau atau tidak mau
Kau… dan aku…
Setelah 3 tahun kita berpisah
Janganlah gugup. Sudahkah sembuh luka hatimu?
Di aku sudah!
Tapi jejaknya masih berkesan di dadaku
3 tahun, bertemu pula
Setelah kita lalui jalan hidup masing-masing
Maafkan daku. Bersiapakah aku mestinya
Adinda, kekasih, juwita yang pernah kuucapkan di mukamu dulu
Atau dalam pesan pesan singkat yang pernah kukirimkan
Tidak ‘kan kuucapkan lagi
–Ah, tidak;
3 tahun
bagaimana kariermu ?
Adakah keluargamu sehat saja
Beruntung dalam asmara ?
–Tak usah gugup!
3 tahun
Melihat kau sekarang, kuteringat kau yang dulu
Kau yang ada dalam kenanganku
Kau yang tergambar dalam hatiku
Aku teringat
Semasa kita masih menyangka, alam boleh sekehendak kita
Padahal: Takdir tak mengizinkan kita bertemu
Hidup kita tak dapat dipadu menjadi satu
Kau mengambil jalanmu sendiri – terpaksa atau tidak
Dan aku pun
Mengambil jalanku pula
3 tahun
Aku telah berjalan, dan berjalan
Tapi dalam sudut hatiku, kau telah menjadi pelita yang hidup
Kaulah pelitaku
Dalam kegelapan malam yang senyap sunyi
Sehingga aku menjadi aku
Walaupun kau tak merasa. Barangkali
3 tahun
Tertawa aku, tertangis aku
Tersenyum tersedu
Mendaki ku menurun
Melereng ku mendatar
Pernah kunaik, pernah kujatuh
Jatuh dan bangkit lagi, lalu berjalan lagi
hanya mati yang belum kurasai
Sehingga aku menjadi aku
Dan perjumpaan kita, 3 tahun yang telah lalu
Adalah pendorong perjuangan hidupku
Hari ini
Setelah 3 tahun
Kitapun berjumpa pula
Aku dengan engkau
Kau yang sekarang
Maka teringatlah aku. Kau yang dulu
Kalau bukan lantaran kau yang dulu
Tentulah air mataku tidakkan titik ke bumi
Garam hidupku yang kulalui
Air mata itulah yang kususun kembali
Kujadikan gubahan buat kau. Kau yang dulu
Sehinggaku menjadi Aku
3 tahun…
Alangkah cepatnya putaran zaman
Wahai orang yang sekian lama terlukis di sudut hatiku
Jangan engkau salah terima, Wahai kau yang sekarang
Sekiranya aku melihat tenang. Merenung wajahmu
Izinkanlah sejenak, aku mencari, mencari
Aku ini kehilangan
Dia. Dia akan kucari dalam ruang matamu
Kau yang dulu
Berjalan lurus, dan teruslah
Pikullah kewajiban yang telah ditentukan Tuhan
Buat kau. Dan aku pun
Meneruskan jalanku pula
Berjalan dan berjalan
Mendatar, melereng, mendaki dan menurun
Alamat, sengitnya perjuangan yang telah kutempuh dulu dan kuhadapi lagi
Marilah sama-sama, meneruskan perjalanan
Melaksanakan hayat
Jauh… dan jauh lagi
Hanya sebuah harapanku tinggal
Semoga usia sama panjang
Dapat berjumpa pula 3 tahun yang akan datang
Mau atau tidak mau
Kau… dan aku…